Wednesday, January 24, 2018

Menghadapi Orang Yang Berpikiran Sempit

Pernahkah Anda berteman dengan orang yang suka 

menghina orang lain?

Bertemu orang yang suka Iri hati?



Jika di jaman serba canggih dan informasi mudah diakses ini kita masih saja bertemu tipikal orang yang berpikiran tertutup terhadap banyak hal (close-minded), saya rasa diri kita yang harus mengubah lingkup pergaulan kita. Mungkin akan ada pro dan kontra untuk artikel saya yang satu ini. Tapi, come on guys, ini jaman yang sudah maju loh. Coba pelajari karakter setiap orang dan temukan alasan dibalik penolakan atau rasa ketidaksukaan yang muncul terhadap orang lain. 


Introvert & Close-minded People 

Uniknya, dari beberapa sumber, ditulis bahwa dominannya orang yang berpikiran tertutup adalah orang introvert. Padahal itu adalah dua hal yang berbeda. Serius loh. Saya sendiri adalah tipikal orang yang introvert. Tidak mudah dekat dengan orang lain. Tetapi saya adalah penganut paham open-minded. Sebelum saya berbagi tips menghadapi orang yang berpikiran tertutup atau sempit pemikirannya, terlebih dahulu simak perbedaan antara orang berpikiran tertutup dan orang berpikiran sempit. 

1. Introvert berkaitan dengan kepribadian. Pikiran sempit (close-minded) berkaitan dengan pola pikir atau sudut pandang. Pikiran sempit dapat terbentuk karena faktor lingkungan atau lainnya. Suatu saat bisa berubah baik keinginan sendiri atau dibantu. Sedangkan introvert terbentuk dari pola-pola perilaku yang menyertai individunya sejak kecil.  

2. Introvert butuh waktu penyembuhan. Harus ada upaya advokasi khusus bagi orang intorvert. Closes-minded lebih mudah diubah dengan memberikan pemikiran-pemikiran mendasar yang masif. 

3. Subyek introvert susah bergabung dalam keramaian, sedangkan subyek dengan pemikiran sempit bisa berada dalam suasana yang ramai maupun sepi. Bahkan, dari berbagai pengalaman bertemu orang berpikiran sempit, mereka terkadang menjadi obyek yang aktif berinteraksi. 

4. Subyek introvert pada umumnya menghabiskan waktu sendirian dalam aktivitas rutinitas. Subyek close-minded bisa jadi tipikal yang sosialis atau bisa juga anti-sosial. 

Dari apa yang dijelaskan sekiranya dapat menjadi referensi bagi sobat untuk membedakan kedua hal tersebut yang memang terkesan mirip. 


Konservatif & Close-minded People 

Ini juga serupa tapi tak sama. Agar mudah untuk membedakannya, coba perhatikan kalimat ini:

Tidak semua orang close-minded adalah orang konservatif, tetapi orang konservatif secara general adalah tipikal orang yang berpikiran sempit. 

Mengapa demikian? Ada juga orang yang sudah menerima perubahan (modernisasi) walaupun dia adalah orang yang berpikiran sempit. Sedangkan orang yang konservatif adalah orang yang tidak mau menerima perubahan dan berpegang teguh pada hidup yang dijalaninya. Orang konservatif cenderung  tidak peka dengan modernisasi. 

Orang berpikiran sempit identik dengan konotasi yang negatif karena dinilai dapat berdampak buruk. Tipe orang dengan pemikiran ini merupakan tipikal orang yang keukeuh dengan pendapatnya. Apa saja yang dipikirkannya adalah sesuatu yang benar.  

Jadi, Apa itu pikiran sempit (close-minded)? Apa identifikasinya? Mengapa seseorang berpikiran sempit? 


Sumber : Google Image

Sebagaimana dikutip dalam dictionary.com, berpikiran sempit artinya menolak pikiran (orang lain) dengan tegas, dan tidak menerima ide atau argumen baru. Jadi orang berpikiran sempit akan berpegang teguh pada pendapatnya. Ia tidak menerima pendapat orang lain bahkan ketika pendapat orang lain tersebut adalah sebuah argumen ilmiah atau empirik. Ia tahu bahwa apa yang disampaikannya adalah yang paling benar. Ia tidak mau dikritik. Ia lebih senang memaksakan apa yang diketahuinya daripada menerima sesuatu yang baru.

Orang berpikiran sempit sangat susah memodifikasi ide-idenya karena dalam pandangannya ia telah membuat sesuatu yang sempurna. Jika berdampak baik dan dapat dipertanggungjawabkan tak mengapalah. Tapi bagaimana jika membawa dampak buruk? Itu yang harus dicegah.


Ciri-ciri 

Tidak susah kok untuk mengidentifikasi subyek yang berpikiran sempit. Ciri-ciri orang berpikiran sempit adalah:

1. Lebih banyak mengajukan pernyataan (statement) dibandingkan pertanyaan. Dalam sebuah pertemuan yang jika dihadiri oleh banyak orang, akan nampak mana orang berpikiran terbuka dan juga orang berpikiran sempit. Apalagi model pertemuan adalah diskusi dan bukan seminar. Kerapkali, orang berpikiran sempit akan memberikan kritik dan juga interupsi atas subtansi yang dibawakan narasumber.

2. Sangat defensif! Melakukan kesalahan tapi tetap mempertahankan apa yang telah dilakukannya.

3. Suka menghakimi. Ini dia ciri khas close-minded people. Biasanya orang ini akan melontarkan pernyataan-pernyataan negatif bila ada orang yang tidak setuju dengan pendapatnya, dan tak jarang pula langsung menghakimi lawannya. Apalagi saat lawannya melakukan kesalahan, alih-alih memberikan pertolongan atau solusi, ia akan semakin menyudutkan lawannya sampai lawannya tersebut menjadi minder.

4. Kaku atau tidak fleksibel. Orang berpikiran sempit tidak fleksibel dengan keadaan. Ini sih sudah pasti mengingat bahwa tipe ini tidak akan mengubah pendapatnya walaupun pendapat lawan atau rekannya lebih baik dari sisi analisa kekuatan dan kelemahan (SWOT).

5. Tidak pandai bernegosiasi. Tentunya orang berpikiran sempit akan sulit berunding dengan orang lain. Tak heran jika tipikal orang seperti ini lebih suka membuat komunitas atau mengumpulkan massa pengikutnya dan membentuk opini publik.

6. Iri hati. Ia selalu iri dengan apa yang kamu lakukan, kamu kenakan, dan kamu katakan. Orang berpikiran sempit karena susah menyesuaikan dirinya dengan keadaan, tak heran saat orang lain berubah menjadi lebih baik maka ia mencemoohnya.



Cara menghadapinya?

1. Ajak berunding secara damai. Jika kamu sering bertemu orang ini baik di sekolah, kampus, kantor, atau seminar-seminar, atau juga dalam aktivitas komunitas, maka kamu perlu mengajak dia berunding dua mata. Jangan berdebat. Bicarakan sesuatu secara baik-baik.

2. Jangan pernah menyinggung kepribadiannya. Hindari berdebat dengan menggunakan argumen Ad Hominem. Ini poin penting loh. Jika kamu sampai mengungkit soal tingkah lakunya atau keburukannya, maka ia bisa saja menjadi tempramen lalu sentimental dengan sikap anda.

3. Tetap berpikir positif. Jangan pernah minder saat dia menyudutkanmu. Bawa aura positif masuk dalam pikirannmu dan buang semua hinaannya. Itu akan lebih baik dibandingkan merekam kata-katanya dalam memorimu. Dikhawatirkan kamu malah menjadi trauma dan berubah menjadi close-minded.

4. Jujur dengan dirimu sendiri. Apabila pendapat dia ternyata masuk akal dan diterapkan, take it. Mungkin orang tersebut bertahan dengan pendapatnya karena sudah diuji dalam berbagai aspek. Terima itu sebagai tantangan bagi dirimu untuk kedepannya lebih baik lagi. Mengalah bukan berarti kalah. Percaya deh, dia juga mungkin akan kagum dengan dirimu yang begitu terbuka dengan pendapat orang lain.


Artikel ini ditulis dengan mengamati gejala sosial yang ada yang kemudian dilanjutkan kajian / studi kasus. Semoga bermanfaat.


fullstop



Baca Juga

5 comments:

  1. Semisal teman saya mengatakan kalau dirinya adalah orang yang open minded. Suatu ketika saya menyatakan pendapat saya padanya. Dia bilang, “Dih. Kalau gak tahu teorinya gak usah main cocoklogi gitu. Belajar sana biar gak keliatan begonya.” padahal saya hanya berpendapat sesuai yang saya tahu. Dan ketika saya meminta diberitahu, dia malah menyuruh saya belajar sendiri.

    Apakah orang seperti itu disebut open minded? Apakah wajar saja kalau orang open minded menghina pendapat orang lain walaupun memang pendapatnya konyol dan tidak berdasar?

    Terima ksih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Open minded sebenarnya bukan sesuatu yanh dideklarasikan, tapi dibuktikan lewat tindakan nyata.
      Kalau dia bersikap seperti itu, saya rasa sebagai orang yang open minded dia harusnya menerima pendapat Anda terlebih dahulu. Dalam hal dia tidak setuju seharusnya disampaikan pendapatnya dia. Yg terjadi berdasarkan cerita Anda adalah teman Anda justru menyudutkan pendapat Anda. I dont think she/he is the open-minded person.

      Delete
  2. Aku adalah anak kecil. Anda mengerti maksudku, aku bahkan tidak mengerti lagi. whyyy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena Anda adalah Einstein ke-2 dan terap jenius.

      Delete

...