"Ayo berinvestasi!!!"
Begitulah ajakan beberapa teman sejak beberapa bulan belakangan ini. Mendengarnya sangat seru. Ini bukan ajakan sesat, tetapi ajakan positif untuk keuangan yang lebih baik di masa depan.
"Investasi di masa pandemi? Yang benar saja teman!"
Inilah respon saya menanggapi ajakan berinvestasi tersebut. Saya sendiri sudah memiliki rekening dana nasabah (RDN) untuk bisa bermain di pasar modal sejak tahun 2017. Namun, 2 (dua) tahun terakhir tidak saya gunakan karena tidak (belum) memiliki waktu, bahkan untuk sekedar melihat trafik saham harian. Belum lagi saya cukup khawatir untuk mau berinvestasi di tahun ini. Kenapa? Sejujurnya, kondisi keuangan saya sedang tidak ramah. Awal pandemi Covid-19, saya tidak pernah memprediksikan bahwa Covid-19 ini akan berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia dan terutama kantong saya. Alih-alih berinvestasi, saya lebih memilih untuk menabung. Saya takut salah berinvestasi malah apes di tengah jalan. Mendengar berita fluktuasi harga saham, saya takut bukannya untung malah rugi.
Setelah merasakan dampak finansial dari pandemik Covid-19, di sekitar bulan Juli kemarin, saya pun mulai bergegas mencari literatur-literatur investasi keuangan selain pasar modal. Akhir-akhir ini saya sedang mengikuti beberapa influencer keuangan. Saya takjub karena para influencer dengan menggunakan pengaruhnya mengajak generasi muda mulai sadar keuangan. Mereka secara gencar bergerilya membagikan konten-konten investasi pada generasi muda. Terlepas dari kegiatan tersebut adalah promo berbayar (endorse), apa yang mereka lakukan adalah hal positif. Saya pun ikut tertarik untuk mempelajari kembali mengenai investasi. Saya membaca setiap konten yang terkait dengan investasi keuangan yang dibagi, bahkan sampai ikut menonton video-video literasi di youtube. Saya masih mencari model berinvestasi lainnya yang bisa disesuaikan dengan jadwal kerja yang padat. Tujuannya mencari tahu cara jitu penghasilan tambahan dengan cara berinvestasi di masa pandemi ini, namun tidak melalui pasar modal. Ternyata tidak sia-sia.
Menariknya, setelah saya mencoba fokus mempelajari kembali berbagai literatur investasi keuangan, saya disuguhi berita meningkatnya investasi oleh kaum muda. Pikiran dan hari saya terus digugah agar masuk dalam lingkaran investasi keuangan. Lihat apa yang saya temukan adalah investasi bersama Amartha. Jadi sekitar bulan Juli kemarin, saya sempat menonton acara J-Talk Podcast yang ditayangkan di salah satu media sosial. Salah satu pembicaranya adalah petinggi di Amartha. Sebenarnya substansi podcast bukan tentang Amartha, tetapi "Pro & Cons Working With Milennials". Sang pembicara terlihat aktif yang membuat saya akhirnya mengecek latar belakang beliau hingga sampai pada blog Amartha. Saya mulai membaca dan mempelajari mengenai investasi di Amartha.
"What you feed your mind, will lead your life" - Kemi Sogunle
Kira-kira kutipan bijak di atas cukup mewakili saya saat ini.
Mengapa Amartha?
Saat ini beragam produk investasi ditawarkan oleh berbagai lembaga jasa keuangan. Salah satunya adalah layanan peer to peer ("P2P") lending yang digodok oleh Amartha di bawah nanungan PT Amartha Mikro Fintech.
Lantas muncul pertanyaan, apa sih itu fintech ? apa itu layanan peer to peer lending?
Fintech atau Finance technologi adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi. Produk fintech biasanya berupa suatu sistem yang dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi keuangan yang spesifik.
Disadur dari Wikipedia, P2P adalah penyelenggara layanan jasa keuangan untuk mempertemukan Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet. Layanan P2P merupakan penyelenggara badan hukum Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan Layanan Pinjaman Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Penerima Pinjaman (borrower) adalah orang dan/atau badan hukum yang mempunyai utang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
Sederhananya, buat kamu yang mau pinjam dana dapat dilakukan melalui perusahaan fintech yang memiliki layanan P2P lending dan dijamin secara hukum karena ada perjanjian pinjam-meminjam secara elektronik.
- P2P Lending Konsumtif dan;
- P2P Lending Produktif.
Setelah mempelajari produk investasi melalui Amartha, saya simpulkan beberapa alasan untuk memilih Amartha sebagai tempat berinvestasi:
1. TERDAFTAR DI OTORITAS JASA KEUANGAN
Setiap perusahaan keuangan yang sudah terdaftar di OJK dijamin aman dan terpercaya. Semua produk yang akan dikeluarkan juga tentunya sudah diketahui oleh OJK. Demikian juga dengan Amartha. Kegiatan operasional Amartha pun tunduk pada setiap aturan yang diatur oleh OJK. Anda tidak perlu ragu karena eksistensi Amartha menjadi sama dengan perusahaan keuangan lainnya yang terdaftar di OJK.
Posisi OJK seperti pada gambar ini. Tugasnya mengawasi kegiatan operasional perusahaan/lembaga jasa keuangan |
2. RETURN YANG FAIR
Imbas hasil yang dinamis dengan rata-rata 15% p.a sesuai dengan profil mitra yang didanai. Return-nya kompettitif karena bukan angka yang rendah untuk sebuah produk investasi. Menarik dan penasaran dengan produk investasinya khan? Untuk produknya akan kita kupas selanjutnya.
3. JAMINAN ASURANSI
Investor dapat membeli asuransi saat mendanai mitra usaha. Tujuannya untuk mengelola risiko. Apabila mitra gagal bayar, maka sisa dana pokok akan kembali sebesar 75%. Sobat, proteksi pada investasi masih jarang diterapkan dan saya mengapresiasi inovasi produk dari Amartha dengan memberikan jaminan asuransi. Artinya ketika kamu menginvestasikan sejumlah dana untuk membiayai mitra melalui platform Amartha, maka ketika mitra (pihak yang menerima pembiayaan) gagal bayar atau wanprestasi, dana pokok akan kembali 75%.
4. DAMPAK SOSIAL
Jika kita berinvestasi di Amartha, berarti kita juga turut berinvestasi kepada masyarakat yang mempunyai usaha mikro dan kecil (UMK) di desa. Ini yang menjadikan platform Amartha menjadi berbeda. Hitung-hitung kita mengamalkan sila ke-2 Pancasila "Kemanusian yang Adil dan Beradab" yang menjunjung tinggi rasa tolong-menolong.
Mengapa memilih P2P Lending Amartha?
Amartha didirikan pada tahun 2010 oleh Andi Taufan Garuda Putra sebagai Founder & CEO . Kemudian pada tahun 2015 di saat fintech P2P lending menjadi trend pembiayaan, Amartha bertransformasi menjadi P2P lending Indonesia dimana Amartha menjadi platform untuk mempertemukan langsung antara pemberi pinjaman atau pemilik dana (investor) dengan penerima pinjaman (peminjam) tanpa perantara melalui sistem teknologi yang disediakan oleh Amartha. Mengapa harus Amartha? Amartha menjadi salah satu pionir perkembangan P2P lending di Indonesia dan masih konsisten sampai sekarang. Prestasi di dunia fintech tidak diragukan lagi. Bahkan di tahun 2020, Amartha meraih penghargaan internasional sebagai Fintech Solusi Inovatif dari Fintech Rocketship Awards Programme 2020 dan menjadi satu-satunya fintech yang meraih penghargaan dari Asia Tenggara.
Cara kerjanya yaitu investor akan memberikan pinjaman dana kepada peminjam secara daring melalui aplikasi Amartha. Investor maupun peminjam (mitra) dapat mendaftarkan diri di aplikasi Amartha. Selanjutnya, Amartha juga menerapkan sistem yang sedikit berbeda yaitu Sistem Group Lending, yaitu mitra harus bersifat kelompok yang terdiri dari 15-20 orang dalam satu wilayah. Secara hukum ini aman karena bila ada anggota mitra yang gagal bayar, dapat ditagihkan melalui anggota lainnya yang terdaftar.
Kerennya lagi, Amartha tidak hanya menjadi penyedia aplikasi, tapi turut melakukan edukasi keuangan kepada penerima pinjaman. Penerima pinjaman diwajibkan mengikuti pertemuan kelompok yang yang difasilitasi oleh Amartha seperti pengelolaan keuangan serta cara-cara memajukan usaha.
Analisa kredit sebagai garda depan juga dijaga dengan ketat oleh Amartha. Sistem scoring dirancang agar sesuai dengan karakter masyarakat unbanked melalui riset secara mendalam. Ini sebabnya Amartha juga menjadi pionir dalam menerapkan sistem skor kredit untuk masyarakat unbanked. Artinya Amartha mengakomodasi profil setiap orang yang belum ada dalam BI chekclist (data Bank BI) atau data SLIK.
HARUSKAH BERINVESTASI MELALUI AMARTHA?
Kenapa tidak? Melalui Amartha, kita menggunakan alternatif investasi dengan model baru. Kita bisa kenal mitra atau peminjam kita secara langsung. Lagipula banyak peminatnya. Sampai dengan November 2020, sudah lebih dari 500.000 perempuan di Indonesia yang sudah menjadi mitra Amartha. Semakin banyak mitra, semakin banyak pilihan bagi kita untuk menentukan sasaran investasi. Aplikasinya juga tidak rumit untuk digunakan. Harap dimaklumi yah!! Di zaman hi-tech ini, orang ingin berinvestasi dengan fasilitas yang praktis. Ibarat kata, Amartha mampu memenuhi standar masa kini. Instan, praktis dan modal aman!
"Ayo berinvestasi!!!"
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi:
Tema Inklusi https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Documents/Pages/Siaran-Pers-OJK-Tingkatkan-Inklusi-Keuangan-Percepat-Pemulihan-Ekonomi-Nasional/
Blog amartha: Alasan mengapa kamu harus investasi di Amartha
Keuangan Kontan: Amartha meraih pengahragaan
No comments:
Post a Comment